Sabtu, 15 Desember 2012

Positive Reinforcement dan Negative Reinforcement

Reinforcement adalah pemberian stimulus (item) untuk memperbesar kemungkinan dalam memperbaiki/perilaku/tindakan/kebiasaan yang diberikan sebagai respon terhadap perilaku/tindakan/kebiasaan yang tidak diinginkan. 
Ada dua jenis reinforcement yang bisa diterapkan. Positive dan Negative reinforcement. Sebenarnya agak sulit membedakan keduanya, bahkan seringkali negative reinforcement ditafsirkan sebagai hukuman. 

Positive Reinforcement

Positive reinforcement adalah cara yang sangat powerful untuk dapat mengubah atau membentu kepribadian. Cara kerjanya adalah dengan memberikan hadiah yang dapat memotivasi setiap kali anak melakukan perbuatan sesuai dengan yang kita inginkan. 

Contoh:
  • Ibu memberikan permen kepada anaknya karena dia sudah merapikan mainannya
  • seorang anak mendapatkan Rp 5000 untuk setiap nilai A yang dia peroleh di sekolah. (sebaiknya untuk langsung ditabung).
Negative Reinforcement

Negative reinforcement adalah tindakan untuk menghilangkan atau melenyapkan stimulus setelah kebiasaan tertentu dilakukan. Kebiasaan tersebut diharapkan akan diulangi lebih sering di masa depan karena stimulusnya telah dihilangkan.

Contoh:
  • Seorang anak tidak menyukai ketika ibunya memaksanya untuk menemaninya mencuci piring hingga selesai. Setelah itu dia segera mencuci piringnya setelah makan untuk menghindari mencuci piring bersama ibunya.
*the pictture used is taken without permission from lifetimemoms.com

Mengajarkan Anak Untuk Berbagi

Ketika berinteraksi dengan para preschooler (2,5-5 tahun), kata-kata seperti, jangan! , ngga mau!, punya saya!, pinjam! dengan disertai dorongan, grabbing (merebut paksa), merangkul dari belakang untuk berebutan sesuatu benda yang dianggap sangat "berharga" akan sangat sering anda jumpai. Adalah lumrah ketika seorang anak memiliki suatu benda yang dia tidak ingin orang lain memilikinya.  Mengajarkan anak untuk dapat berbagi bisa jadi frustrating. Tapi itu tetap bisa dilakukan, berikut tips nya:

  1. Berikan contoh yang baik. Jika anda sedang makan apel, berikan satu potongan dari apel yang sedang anda makan untuknya. Jika dia senang menggambar dengan alat tulis anda, pinjamkan saja untuk dia gunakan. Lalu, ikuti dengan perilaku positif lain yang menunjukkan bahwa berbagi adalah hal yang menyenangkan. Misalnya bersama pasangan anda; "terimakasih Ayah sudah mau berbagi kuenya, enak ya kalau kita bisa makan kue bareng-bareng". 
  2. Ingatlah bahwa benda atau mainan kepunyaannya adalah dunianya. Hargai itu! Jangan karena dia masih kecil dan bukan dia yang membeli, atau apapun alasannya, benda-benda tersebut tetap miliknya. Jadi jika anda menginginkan benda tersebut dari mereka, pastikan anda meminjamnya dan mengembalikannya dengan baik.
  3. Pastikan anak anda mengerti apa makna berbagi, bahwa mereka tidak akan bisa memiliki sesuatu benda untuk selamanya. JIka anak anda tidak mau bernagi mainannya, set waktu/ timer, dan jelaska n ketika tiba waktunya maka itu giliran anak lain untuk bermain dengan mainan tersebut, dia harus belajar untuk melepaskannya. Jika nanti dia melihat bahwa mainannya telah kembali dengan "selamat" maka kedepannya akan semakin mudah. 
  4. Jika seorang anak tidak mau berbagi mainannya, jangan terburu-buru untuk mendisiplinkannya, coba cari tahu kenapa dia berbuat demikian. apakah mainan tersebut pemberian dari seseorang yang sangat berharga? apakah mainan tersebut masih baru?
  5. sewaktu-waktu anda akan berhadapan dengan situasi dimana anak anda menginginkan barang milik temannya, dan sang teman tidak mau untuk meminjamkan. pada saat seperti itu anda dapat berkata "sepertinya dia sangat suka mainan itu, kenapa kamu tidak main yang lain saja..?"
  6. Tunjukkan padanya bahwa berbagi adalah hal yang menyenangkan. Lakukan kegiatan dan permainan untuk 2 orang atau lebih, misalnya menyusun puzzle bersama, bermain teka-teki, bermain ular-tangga, atau membuat kue bersama. Ketika bermain atau membuat kue nya selelesai, ceritakan dengan antusias betapa enaknya bermain bergantian dan bekerja bersama. 
  7. Ketahui juga waktunya kapan anak anda siap untuk berbagi. Terkadang ada beberapa benda atau barang yang anak anda tidak siap untuk membaginya. Itu biasa saja, justru fatal akibatnya jika anda memaksa dia membagi suatu benda yang mana dia tidak siap untuk membaginya, dia akan lebih merasakan marah dan tidak adilnya  ketimbang merasakan baiknya. Salah satu tips yang bisa anda coba adalah, ketika waktu bermain bersama teman, singkirkan dan simpan semua benda kesayangannya, dan sisakan saja mainan dan benda yang siap dia bagi atau dapat dimainkan bersama.  

Jadi yang anda butuhkan adalah: 
  • kesabaran
  • positive reinforcement
  • Contoh yang baik
  • Mainan yang dirancang untuk dapat berbagi
  • Satu tempat untuk menyimpan mainan favoritnya yang tidak mungkin dia bagi
  • Sesuatu untuk anda bagi bersama anak anda
*the picture used in this article is taken without permission from mediapartnersinc.com

Jumat, 14 Desember 2012

10 Cara Menghabiskan Waktu Bersama Keluarga

Wah..liburan natal dan tahun baru sudah mau datang lagi nih..anda tentu sudah memiliki beberapa planning untuk mengisi liburan. Bagi parent yang masih bingung, kami punya beberapa cara yang mungkin dapat anda coba bersama keluarga anda. Ternyata mengisi liburan tidak harus selalu wah dan mahal, yang terpenting bagi anak adalah kehadiran anda dan waktu berkualitas yang total anda berikan bagi anak dan keluarga lainnya dalam masa liburan. Family time is a fun time!

No 10: Homework Help

Membantu anak mengerjakan PR sekolahnhya akan menjadi cara yang baik dan efektif untuk menghabiskan waktu sekaligus mengangkat prestasinya di sekolah. Memang akan sedikit membosankan pada awalnya, tapi ingat, mereka akan tumbuh besar dengan cepat tanpa anda sadari, so, membuat PR juga bisa menyenangkan jika anda yang menciptakan suasana menyenangkan itu

No 9: Housework Time

Menyapu, mengepel, membersihkan gudang, pastinya akan selalu membosankan. Eit, tunggu dulu..hal ini akan terasa berbeda jika anda melakukannya bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga. Have fun!

No 8: Treat Yourself

Coba ingat-ingat kembali apa ada restoran atau gerai ice cream yang belum anda coba. Jika belum berjalan keliling kota sambil berwisata kuliner mencari sesuatu yang baru dapat menjadi alternatif menyenangkan.

No 7: Quite Time

Terkadang anda tidak harus berujar satu kata-pun ketika menghabiskan waktu bersama dengan orang yang dekat dengan anda. Anda dapat membaca buku bersama, rileks, atau menyelesaikan puzzle sambil mendengarkan musik.

No 6:  Holiday Time

Pergi ke tempat-tempat baru adalah cara yang hebat untuk dapat lebih akrab dengan keluarga anda sekaligus anda menciptakan memori yang tak terlupakan bagi seluruh keluarga.

No 5: Swimming with cousin

Mengajak sepupu-sepupu untuk berenang bersama pastinya menyenangkan bagi anak-anak. (Ini bukan ide bagus jika anda memilih untuk berlibur di Eropa..It's December!!!)

No 4: Sports Day

Jika anda memiliki keluarga yang aktif, berolahraga bersama adalah pilihan yang sehat dan mengasyikkan. Bermain tennis, badminton, basket atau mungkin sekedar jogging bersama. 

No 3: Camping

Meyakinkan keluarga anda bahwa camping itu menyenangkan adalah tantangan tersendiri. Melakukan kegiatan outdoor bersama akan membangun ikatan yang sangat kuat antar anggota keluarga.

No 2: Board Game Bonanza

Bermain kartu, tebak-tebakan, monopoli, atau apapun bersama keluarga is a great way to spend your night. Kompetisi kekeluargaan ini biasanya akan menghasilkan teriakan, tawa, dan atau rengekan yang akan menghidupkan suasana rumah anda.

No 1: Mealtime Moment

Waktu belajar, waktu bermain, waktu berlatih piano, bukanlah alasan untuk tidak makan bersama. Tidak ada waktu yang lebih baik yang bisa anda manfaatkan untuk sekedar berbincang dan mengetahui apa yang sedang dialami dan dirasakan oleh anggota keluarga anda.

the picture use in this article is taken from topnews.in


Menemukan Bakat dan Potensi Anak

Pintar dan bodoh. Dua kata sifat tersebut masih jamak terdengar untuk dilabeli pada anak. Banyak dari kasus pelabelan ini terjadi di sekolah. Umumnya sekolah melakukan evaluasi terhadap kemampuan seorang anak berdasarkan pada kemampuan anak diatas kertas, menyelesaikan persoalan matematika, dan memberikan jawaban benar yang dapat diterima.  Hal ini seringkali membuat anak yang dengan kemampuan yang "tidak biasa" atau mungkin sebenarnya "luar biasa" dilabeli dengan kata "bodoh", apalagi jika anak-anak ini memiliki pendekatan dan sudut pandang yang jauh lebih kompleks dan berbeda dengan anak "pintar" pada umumnya. 

Sekarang saatnya untuk mengubah total cara-cara pelabelan tersebut!

Hal terpentingnya adalah anda harus memahami dan mengerti bahwa anak anda dianugerahi dengan jenis kecerdasan yang beragam. Kemampuan anak anda akan mencerminkan sebuah kepribadian yang unik. Sebagai orang tua, pengasuh, atau guru, adalah sebuah tantangan tersendiri untuk mengidentifikasi dan menemukan potensi-potensi pada seorang anak, lalu secara bersama-sama memberikan dorongan pada mereka untuk mengembangkannya dan menjadi penopang apabila mereka merasa down ketika mencoba. 

Berikut adalah beberapa cara yang mungkin dapat anda ikuti:

  1. Pertimbangkan untuk mempelajari teori kecerdasan majemuk. Pada awal 1980-an, Howard Gardner mulai mengubah dunia pendidikan dengan bukunya yang berjudul Theory of Multiple Intelegences. Pada awalnya dia menmperkenalkan 7 kecerdasan dalam teorinya, lalu kemudian dia tambahkan menjadi 8 kecerdasan. Dia mengidentifikasi dengan melakukan pemetaan pada area otak  dalam penerimaan budaya secara umum terhadap kemampuan-kemampuan yang kemudian di uraikan sebagai berikut:
    • Linguistic Inteligence; Kepekaan terhadap bahasa-bahasa simbolik, nuansa makna dan keteraturan tata bahasa. 
    • Logical-mathematical inteligence; Kemampuan dalam matematika dan sistem logika kompleks lainnya serta penalaran formal dan informal.
    • Musical Intellingence; Kemampuan untuk memahami, merasakan dan menciptakan musik. Ex: musisi, penyanyi dan penari.
    • Spatial Intelligence; kemampuan untuk "think in pictures", merasakan dunia visual lebih akurat; menciptakan, mengubah, memanipulasi secara fisik atau cukup dalam pikiran saja dengan representasi visual seperti diatas kertas. Kecerdasan dan bakat seperti ini sangat potensial untuk diarahkan menjadi seorang seniman, arsitek, designer, atau pematung.
    • Bodily kinesthetic intelligence; kemampuan untuk dapat menggunakan kemampuan tubuh/ fisik dengan terampil. atlit, penari professional dan aktor adalah beberapa diantaranya.
    • Interpersonal Intelligence:  kemampuan untuk merasakan, memahami dan mengerti orang lain- suasana hati, keinginan dan motivasi mereka. Orang dengan keceradasan ini berpotensi untuk menjadi seorang pemimpin agama, politisi, dan sangat bermanfaat dalam pengasuhan, pengajaran, dan terapi-terapi psikologis. 
    • Intrapersonal intelligence: kemampuan untuk memahami diri sendiri, reaksi, emosi dan pikiran. Beberapa novelis dan konselor membagi pengalaman mereka sendiri untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain.
    • Naturalist Intelligence: kemampuan untuk mengenali, relatif secara sistematis mengklasifikasikan tanaman, flora dan fauna, hewan, mineral, bumi dan kosmos.
  2. Observasi. Luangkan waktu anda untuk memperhatikan anak anda bermain. Jangan berasumsi bahwa permainan yang dilakukan oleh anak anda tidak ada artinya. Seorang anak akan bertindak dan bermain dengan cara yang mungkin mencerminkan perbedaan alami, kepentingan individu, kecerdasan dan kemampuan.
  3. Bicara. berbicaralah secara langsung dengan anak anda. Tanyakan beberapa hal tentang kegemaran mereka dan tentang hal-hal yang ingin, tidak ingin, atau kurang ingin mereka lakukan, dan mengapa.
  4. Test. lakukanlah beberapa test jika dibutuhkan. Pada tahap ini anda membutuhkan jasa seorang ahli, atau mungkin bisa anda lakukan sendiri jika anda menemukan form survey yang mungkin available di beberapa site dan bisa anda download. klik untuk contoh atau disini
*the pictures used in this article are taken without permission from these sites:
-  gahannavision.blogspot.com
-  wordingtheimmage.blogspot.com