Anak-anak dengan disleksia mengalami kesulitan dalam belajar membaca, meskipun itu hanya sebuah perintah sederhana yang sangat tradisional. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan fungsi otak dalam menerima dan menterjemahkan visualisasi yang diterima dari mata atau telinga ke dalam bahasa yang dimengerti. Hal ini tidak disebabkan oleh adanya gangguan penglihatan atau pendengaran, juga bukan keterbelakangan mental (mental retardation), kerusakan otak atau kurangnya kecerdasan.
Disleksia bisa saja tidak terdeteksi di kelas-kelas sekolah. Akibatnya, anak dengan kecendrungan seperti ini akan mengalami frustasi. Mereka mungkin akan menunjukkan tanda-tanda depresi dan rendah diri. Hal ini juga akan melemahkan motivasi dan menumbuhkan rasa tidak suka terhadap sekolah. Kesuksesan anak di sekolah akan dipastikan gagal jika hal ini tidak segera ditangani dengan tepat.
Apa yang menyebabkan disleksia? dan Apa saja jenisnya?
- Trauma Dyslexia , biasanya terjadi setelah adanya cedera atau trauma pada daerah otak yang mengontrol kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sangat jarang ditemui pada anak-anak usia sekolah.
- Primary Dyslexia, jenis ini disebabkan oleh disfungsi, bukan kerusakan, sisi kiri otak (cerebral cortex). Individu dengan masalah ini jarang mampu membaca di kelas 4 SD, dan mungkin saja mereka tetap akan mengalami kesulitan hingga usia dewasa. Disleksia jenis ini biasanya disebabkan oleh turunan melalui gen mereka (hereditary). Hal ini lebih sering ditemukan pada anak lelaki dibanding anak perempuan.
- Secondary Dyslexia atau Developmental Dyslexia, disebabkan oleh perkembangan hormon selama masa perkembangan janin. Disleksia jenis ini akan berkurang dan membaik dengan sendirinya seiring dengan perkembangan si anak.
*this article is taken from http://www.medicinenet.com/dyslexia/article.htm and translated into Bahasa Indonesia by Hadi M Zaf
*the picture used in this article is taken without permission from thetotallearningcentre.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar